Gunung Ijen berlokasi diantara perbatasan
Banyuwangi dan Bondowoso. Letaknya berdampingan dengan Gunung Merapi.
Ketinggian Gunung Ijen adalah 2.443 MDPL yang masih lebih rendah bila dibanding dengan Gunung Bromo atau Semeru sehingga trekking menuju puncak Ijen juga lebih
mudah.
Gunung Ijen terkenal dengan keindahan kawahnya yang merupakan danau air asam terbesar di dunia. Kawah Ijen merupakan objek wisata yang sangat terkenal hingga wisatawan domestik dan luar negeri. Rata-rata ratusan pengunjung melakukan pendakian menuju puncak Kawah Ijen untuk menikmati keindahan alam sekitar pada hari-hari biasa. Apalagi saat-saat week end tentunya banyak traveler yang berkunjung bahkan melakukan petualangan hingga bermalam dan mendirikan tenda-tenda penginapan.
Rasa letih anda akibat mendaki akan terbayar dengan pemandangan birunya Kawah Ijen yang indah. Terlebih lagi bila anda memutuskan untuk berkemah di sini pada pukul 02.00 hingga 04.00 dini hari. Anda dapat menyaksikan fenomena blue fire yang tidak akan anda temukan di gunung lain, bahkan di negara lain karena konon katanya blue fire di Gunung Ijen adalah satu-satunya di dunia.
Bagi masyarakat sekitar, Kawah Ijen ini bukan hanya pendapatan dari segi keindahan alamnya oleh para pengunjung, akan tetapi juga merupakan pendapatan dari hasil penjualan belerang yang dihasilkan oleh kawah. Belerang-belerang yang telah terkumpul ini nantinya akan diproses menjadi berbagai produk untuk kebutuhan sehari-hari seperti kosmetik, bahan vulkanisir ban, korek api, salep kulit, serta bahan untuk membuat pupuk.
Sebutan api biru bagi Kawah Ijen adalah fenomena alam, yakni gas belerang yang keluar dari tanah bertemu dengan oksigen. Fenomena itu disebabkan pembakaran gas belerang yang kontak dengan udara pada suhu di atas 360 derajat Celcius, yang membuatnya nampak seperti api biru.
Waktu terbaik untuk melihat api biru adalah pada dini hari sampai pukul 05.00 pagi. Sebab saat inilah oksigennya sangat bagus dan api birunya terlihat sempurna.
Gunung Ijen terkenal dengan keindahan kawahnya yang merupakan danau air asam terbesar di dunia. Kawah Ijen merupakan objek wisata yang sangat terkenal hingga wisatawan domestik dan luar negeri. Rata-rata ratusan pengunjung melakukan pendakian menuju puncak Kawah Ijen untuk menikmati keindahan alam sekitar pada hari-hari biasa. Apalagi saat-saat week end tentunya banyak traveler yang berkunjung bahkan melakukan petualangan hingga bermalam dan mendirikan tenda-tenda penginapan.
Rasa letih anda akibat mendaki akan terbayar dengan pemandangan birunya Kawah Ijen yang indah. Terlebih lagi bila anda memutuskan untuk berkemah di sini pada pukul 02.00 hingga 04.00 dini hari. Anda dapat menyaksikan fenomena blue fire yang tidak akan anda temukan di gunung lain, bahkan di negara lain karena konon katanya blue fire di Gunung Ijen adalah satu-satunya di dunia.
Bagi masyarakat sekitar, Kawah Ijen ini bukan hanya pendapatan dari segi keindahan alamnya oleh para pengunjung, akan tetapi juga merupakan pendapatan dari hasil penjualan belerang yang dihasilkan oleh kawah. Belerang-belerang yang telah terkumpul ini nantinya akan diproses menjadi berbagai produk untuk kebutuhan sehari-hari seperti kosmetik, bahan vulkanisir ban, korek api, salep kulit, serta bahan untuk membuat pupuk.
Sebutan api biru bagi Kawah Ijen adalah fenomena alam, yakni gas belerang yang keluar dari tanah bertemu dengan oksigen. Fenomena itu disebabkan pembakaran gas belerang yang kontak dengan udara pada suhu di atas 360 derajat Celcius, yang membuatnya nampak seperti api biru.
Waktu terbaik untuk melihat api biru adalah pada dini hari sampai pukul 05.00 pagi. Sebab saat inilah oksigennya sangat bagus dan api birunya terlihat sempurna.
RUTE PENDAKIAN IJEN
Perjalanan wisata ke kawah Ijen,
dimulai dari Paltuding yang merupakan sebuah pos Perhutani di kaki gunung
Merapi-Ijen. Dari sini terdapat jalan tanah menanjak ke ketinggian 2.400m
dengan waktu tempuh 2 jam dengan berjalan santai. Tiba di bibir kawah, pemandangan
menakjubkan akan segera tersaji di depan mata. Sebuah danau hijau dengan
diameter sekitar 1 km yang berselimutkan kabut dan asap belerang berada jauh
dibawah.
Dari sini pengunjung bisa melihat penambang-penambang belerang yang
berada di dekat danau.Untuk menuju ke danau, pengunjung harus
menuruni bebatuan tebing kaldera melalui jalan setapak yang juga biasanya
dilalui oleh para penambang. Sapu tangan basah disini sangat diperlukan, karena
seringkali arah angin bertiup membawa asap menuju ke jalur penurunan.
Selain
menuju permukaan danau, pengunjung dapat juga mengelilingi kaldera yang memakan
waktu kurang lebih seharian penuh.Pendakian ke Kawah
Ijen umumnya disarankan dimulai pada pagi hari.
Demi alasan keamanan, pendakian
ke kawah ijen dari Paltuding ditutup selepas pukul 14:00, karena pekatnya asap
dan kemungkinan arah angin yang mengarah ke jalur pendakian. Untuk mengejar
perjalanan di pagi hari, pengunjung disarankan menginap di kota terdekat yaitu
Bondowoso atau Situbondo.
Baca Juga
Kunjungilah!! Objek Wisata terkenal se-Asia Kawasan Danau Toba.
Kekayaan Desa Sauwandarek Papua Mengundang Negara-Negara Asing
KEINDAHAN BERBALUT SEJARAH DAN SPIRITUAL WISATA DANAU TAMBLINGAN